Kompas.com - Bir merupakan minuman paling populer ketiga di dunia setelah air putih dan teh. Minuman ini juga disebut menjadi minuman tertua dan sudah dibuat jauh sebelum catatan sejarah. Meski bisa memabukkan namun bir disebut-sebut memiliki manfaat kesehatan.
Bangsa-bangsa di negara Barat merupakan peminum bir sejati. Rasanya hampir tidak ada kegiatan yang tidak melibatkan bir, mulai dari menonton bola, main kartu, ngumpul-ngumpul di bar, pesta daging panggang, dan acara istimewa lainnya.
Secara umum bir dibuat dari campuran air, biji padi atau gandum, buah dan ragi. Proses pembuatan bir disebut brewing. Prosesnya diawali dengan perendaman biji gandum sampai berkecambah (malted) lalu dipanaskan untuk menghasilkan zat gula dan aroma. Beberapa pembuat bir terkadang juga menggunakan beras atau jagung dan menggunakan tambahan buah, herbal dan rempah untuk menghasilkan rasa yang unik.
Proses selanjutnya mencampur biji itu dengan tunas, butiran yang tidak dipanaskan dalam air. Zat gula yang dihasilkan dan larutan tepung kanji kemudian dituang dan difermensikan hingga menghasilkan bir. Kejernihan warna bir tergantung pada tingkat pemanggangan. Warna bir yang gelap berasal dari gandum yang dipanggang hingga agak gelap.
Kandungan alkohol dalam bir tidak begitu banyak dibandingkan dengan minuman keras lain, seperti vodka atau wiski. Alkohol dalam bir bervariasi antara kurang dari 3 persen sampai 40 persen (berdasarkan volume) tergantung jenis dan teknik pembuatannya.
Menyehatkan
Meski tergolong minuman keras, namun berbagai penelitian menunjukkan bir, seperti halnya wine, jika dikonsumsi dalam dosis sedang bisa menyehatkan tubuh. Bahan-bahan dasar pembuatan bir merupakan sumber karbohidrat, vitamin B dan potasium.
"Bukti ilmiah menyebutkan alkohol, apa pun jenisnya bisa meningkatkan kadar kolesterol baik dan menurunkan risiko serangan jantung hingga 30 persen," kata Eric Rimm, ScD, peneliti dari Universitas Harvard.
Ia juga mengatakan alkohol bisa meningkatkan sensitivitas insulin dan mengurangi risiko diabetes. Karena bir juga mengandung cairan cukup tinggi, konsumsi bir juga mengurangi risiko batu ginjal. Dalam dosis kecil alkohol juga bisa membuat sirkulasi darah lebih lancar.
Meski begitu perlu diperhatikan takaran bir yang sehat, yakni tidak lebih dari dua dosis minum. Satu dosis yang disarankan adalah 12 ons (setara 1,5 cangkir) bir setiap hari.
"Konsumsi yang berlebihan bisa menghilangkan manfaat kesehatan bir dan meningkatkan risiko penyakit liver, kanker, sirosis, kecandungan alkohol dan obesitas," kata Rimm, anggota komite Dieteray Guidelines 2010.
Ia juga menyarankan agar bir tidak dikonsumsi dengan makanan berkalori tinggi, termasuk makanan kecil (snack) yang biasanya tersedia saat menonton pertandingan olahraga atau ngobrol santai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar